Jumat, 07 Agustus 2015

Laudy & Anak Jalanan

Laudy dan Anak Jalanan

My name is Ryska Fitriyani, Aku akan menceritakan pengalaman temanku yang bernama Laudy Chantika Bella.
Hidupnnya selalu disertai dengan kemanjaan. Kemauannya selalu dituruti. Laudy adalah anak yang beruntung. Yang bisa hidup enak. Semuanya serba bisa ia dapatkan.  Tetapi ia anak yang sangat sombong… Ia selalu merasa dirinya lebih baik dibandingkan dengan anak jalanan. Ia tidak punya belas kasihan kepada orang di sekitarnya.
Ketika aku menceritakan sosok anak jalanan yang sebenarnya. Laudy berkata bahwa ia tidak menyukai anak jalanan. Beginilah percakapan kita :
Me : Laudy… Anak jalanan itu hebat ya. Walaupun serba kekurangan, tetapi tetap giat bekerja tanpa ada rasa malas. Tidak seperti kamu, yang hanya bisa meminta uang kepada mama dan papa kamu..

Laudy : Ryska!! Jangan asal bicara ya!! Anak jalanan beda dengan ku…. Derajat ku tinggi sedangkan derajat anak jalanan sangat rendah. Aku sangat gampang mendapatkan uang sedangkan anak jalanan sangat susah mendapatkan uang. Aku hidup enak sedangkan anak jalanan hanya tidur di bawah langit yang beralas Koran tanpa memakai bantal ataupun guling.
Pagi itu ketika Aku dan Laudy hendak ke sekolah melewati lingkungan anak jalanan berkeliaran. Di depannya dilihat kemacetan lalu lintas yang disertai dengan lampu merah. Datanglah 2 anak jalanan yang mengamen ke mobil Laudy.
“Permisi kak…  (song’s) Tak Ada Yang Abadi

#Takkan selamanya
   Tanganku mendekapmu
   Takkan selamanya
   Raga ini menjagamu

   Seperti alunan detak jantungku
   Tak bertahan melawan waktu
   Dan semua keindahan yang memudar
   Atau cinta yang hilang

   Tak ada yang abadi…
   Tak ada yang abadi…
   Tak ada yang abadi…
   Tak ada yang abadi…
Belum selesai anak jalanan itu menyanyi. Laudy membuka kaca mobilnya dan menumpahi anak jalanan itu dengan air teh yang baru diminumnya.  
Laudy : Woiii!! Berani ya lo ke mobil mahal gue.. Udah sana sana pergi!!
Me : Laudy!! Kamu kok kasar banget sih sama dia.. Dia juga manusia keturunan nabi Adam. Yang berarti saudara kita juga. (sambil memberikan sedikit uang untuk anak jalanan yang disiram Laudy).
Laudy : Ryska!! Kok kamu malah belain dia sih. Pake ngasih duit segala lagi. Ingat ya aku mau aja saudaraan sama semua manusia di bumi ini yang kaya.. Tapi gak kalau sama anak jalanan!!
Me : Kamu selalu memilih-milih teman.. Kaya, miskin, hitam, putih, tinggi, pendek, semuanya sama saja.. Kalau gini caranya aku gak mau temenan sama kamu lagi.. Aku kecewa!! Jangan pernah temuin aku lagi sampai kamu berubah!! (keluar dari mobil dan berjalan menuju taxi).
Laudy : Ryska!!! Berani kamu tinggalin aku? Liat aja kamu gak akan betah tanpa ada aku!! #huftt sebal.
Pertengkaran di mulai antara Laudy dan aku. Dan sejak kejadian itu aku merasa lega. Tidak ada yang perlu ku nasihati lagi. Tetapi entah mengapa Laudy sering sekali ke rumahku. Lalu aku suruh saja bibi bilang ke Laudy bahwa aku sedang ke luar rumah.


Di sekolah Laudy juga sering menemuiku. Ia bilang bahwa ia kesepian ketika aku pergi. Tetapi bukankah itu kemauannya. Dan bukannya ia bilang bahwa aku tak betah kalau tidak ada Laudy. Mungkin sebaliknya. Laudy yang kesepian ketika aku pergi. Bahkan dia memohon-mohon kepadaku agar aku menjadi temannya kembali.
Saat itu ketika aku hendak pulang…
Laudy : Ryska.. Ryska tungguu.. Kamu masih marah ya sama aku? Aku minta maaf.. Kalau kamu mau menjadi temanku kembali, aku akan menyayangi anak jalanan seperti saudaraku sendiri.
Me: Mmm… Okey aku maafin.. Promise?
Laudy : Yes I’am Promise.. {}

Alhamdulillah Laudy berubah… Sekarang Laudy benar-benar mencintai anak jalanan. Setiap hari Laudy mengajakku ke tempat anak jalanan dan berbagi duit serta nasi kotak. 

Moral :
Janganlah kita memilih-milih teman. Karena semua makhluk hidup yang ada di dunia ini ciptaan Allah dan sama-sama keturunan nabi Adam. Juga jangan meremehkan orang yang jauh lebih baik dari kita.

0 komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik dan sopan.