Selasa, 31 Maret 2015

Hidup Sangat Luar Biasa



Perkenalkan, namaku Fina Salsabila. Di lingkunganku aku biasa di panggil Salsa, tapi di sekolah aku lebih akrab di panggil Fina. Umurku sekarang 13 tahun. Aku sekolah di SMP Melati Bangsa. Aku cukup dibilang mampu oleh kehidupanku. Aku mempunyai 2 sahabat yang sangat aku percaya. Namanya Indah dan Fitri. Mereka lah yang sangat pengertian padaku. Sewaktu aku berumur 10 tahun, aku mengalami kecelakaan yang sangat tragis. Dan akibatnya aku pun cacat, kakiku harus diamputasi.
Pada saat itu…
“Bunda, aku mau ijin buat beli kertas untuk tugas kerajinan yaaa!” Ijinku kepada bunda.
“Iyaa hati hati sayang, jalanan rame. Sama siapa aja?”
“Cuma sama Fitri bun, Indah lagi sakit”
“Ayo Fit, kita berangkat” kataku mengajak Fitri
“Eh, kamu yakin, bakalan jalan kaki? Jauh kan finn”
“Iya, aku lagi kepingin jalan”
Lalu, aku dan Fitri pun berjalan cukup lama. Yah, toko yang biasa tutup, gimana nih. Terpaksa deh harus menyebrang.
“Fin, nanti dong. Kamu nekat aja nih mau nyebrang pada saat lampu hijau.”
“Ih kamu nih, nanti kalo merah aku juga nyebrang kali.”
“Nah, ayo lampu merah tuh”
Tiba-tiba…
Motor dari belakang pun melaju sangatlah kencang.
“Finaaaa awasss!!!” Teriak Fitri
“Brukkk”
Aku terjatuh. Gelap, mana Fitri? Dimana aku? Aww rasanya kakiku sangatlah kaku.
Tiba tiba aku tersadar bahwa aku sedang di rumah sakit.
“Bun, kok aku bisa disini sih? Fitri mana?”
“Duh, kamu jangan banyak omong deh! Istirahat dulu!” Ucap Bunda.
"Ehm, baiklah. Kurasa aku memang lemas, tapi, aduh tolong kakiku sakit sekali ini, aku harap ini tak apa apa.
“Salsa,  pada saat lampu hijau kamu itu tetap aja mau menyebrang!” Kata Bunda sambil marah.
“Sudah bun, dia kan gak tau apa apa. Dia gak salah bun.” Kata sheila, kakak salsa.
“Yasudah, kita tunggu keputusan dari dokter aja ya bunda, sheila.” Kata Ayah sambil tersenyum.
Lalu, Bunda dan Ayah pun bergegas ke ruang dokter, dan hasilnya, kaki salsa harus diamputasi karena tulangnya yang sudah tidak bisa lagi berfungsi.
“Dok, apakah ada usaha lain selain itu dok? Tidak, tidak mungkin dia kehilangan kakinya dok! Tidak!” Kata Bunda sambil teriak.
“Cuma ini bu, jalan satu satunya.” Kata dokter
“Baiklah Bun, ini mungkin jalan keluarnya.”
Lalu, Bunda dan Ayah salsa memasuki ruangan yang salsa dirawat.
“Bagaimana Bun, Yah?” Tanya sheila
“Kaki salsa harus diamputasi sayang” kata Bunda sambil menangis.

“Sudah siap di operasi sayang?”
“Siap bun, yah.” Kata salsa sambil terseyum.
Satu jam aku menjalani operasi. Kini, kakiku telah diamputasi, ya, aku hanya mempunyai kaki sebelah. Hidupku kini pun menjadi sepeerti ini. Tak seperti dulu lagi. Kemana-mana harus memakai tongkat. Tapi aku bersyukur dengan apa yang ku miliki saat ini. Terimakasih hidup.

3 komentar:

  1. Ya hidup sangat luar biasa, saya sudah membaca beberapa cerpen di sini dan ternyata menarik.. saya sudah follow blog ini agar bisa mendapatkan cerpen2 yang baru.. :) saya tunggu cerpen terbarunya.. ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah membaca cerpen kami :) Sering-sering berkunjung ya Hanna.. kami akan banyak meng-update cerpen-cerpen kami. selamat membaca :)

      Hapus
  2. Proud of you Ara.
    Keep making karya tulis yang banyak yah :)
    Share your mind as wide as you can :D

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan baik dan sopan.