Jumat, 07 Agustus 2015

Aku Ingin Sekolah

Aku Ingin Sekolah
Di kota Medan ada sebuah keluarga yang amat miskin. Keluarga ini tinggal di daerah pemukiman. Suatu ketika pada tanggal 2 Juni keluarga ini dianugerahi seorang anak laki-laki yang dinamai Asas  yang artinya Anugerah Seorang Anak Shaleh.

Asas tumbuh menjadi anak yang shaleh dan emas hatinya. Asas tidak pernah merasa malu terhadap kehidupannya. Ia sangat bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepada Asas. Asas mempunyai impian yaitu “Ingin Sekolah”. Setiap ada buku bekas di tong sampah, Asas selalu mengambilnya, karena menurut Asas buku bekas itu masih bagus dan masih bisa dipakai.
 Setiap Asas mendapat penghasilan dari kerjanya, ia selalu memanfaatkan uang itu untuk menolong orang lain, membantu orangtua, dan sisanya ia tabung untuk bisa bersekolah. Ketika Asas kerja, ia selalu melewati jalan yang ada sekolahan. Seperti biasa Asas melihat anak-anak yang ada di sekolahan itu belajar, tak lupa ia mencatat ucapan guru ke buku bekasnya untuk Asas pelajari di rumah.

Semua buku dan barang-barang Asas tertulis “Aku Ingin Sekolah”. Tetapi orang-tua Asas tidak mengetahui impian Asas. Asas merahasiakan semua itu dari siapapun, termasuk orang-tuanya. Asas tidak ingin merepotkan kedua orang-tuanya, biarkan Asas yang mencari uang untuk Asas bisa bersekolah. Subhanallah…. Itulah Asas, anak yang begitu peduli terhadap orang-tuanya. Sampai-sampai tidak ingin merepotkan keluarganya.

“Hidup susah tak masalah yang penting bahagia dan bisa membanggakan orang lain” itulah perkataan Asas ketika orang-tuanya berkata “Asas, maafkan ayah dan ibu, karena ayah dan ibu, kamu harus menanggung kesusahan yang kami hadapi”. Berlinang air mata para orang-tua ketika mendengar jawaban dari Asas. Sungguh mulia hatinya. Asas terlahir dengan jiwa emas dan kepintarannya terhadap Agama.

Sesulit apapun Asas, Sesusah apapun Asas, Semiskin apapun Asas, ia tetap bersabar dalam cobaannya dan terus berusaha utuk mengapai impiannya.
Pagi itu ketika Asas hendak pamit ingin keluar rumah untuk berkeja. Ayah Asas memanggilnya…

“Asas… Sini nak sebentar. Ayah mau ngomong..”
“Iya yah... Ada apa?”
“Asas.. Selama ini kamu bekerja untuk bisa bersekolah ya? Kenapa kamu melakukan ini? Ayah masih bisa menafkahi kamu dan insyallah ayah bisa menyekolahkan kamu. Ayah tidak mau kamu bekerja. Biar ayah saja yang bekerja…”
“Iya yah. Maafkan Asas. Asas tidak tega melihat ayah dan ibu bekerja terus. Apakah Asas salah ingin membantu ayah dan ibu? Jika Asas salah, maafkan Asas..”
“Baiklah jika itu mau kamu. Ayah salut sama kamu. Dalam keadaan seperti ini, kamu masih mau membantu ayah dan ibu. Sedangkan anak di luar sana jarang yang seperti kamu.”

Isak tangis ayah Asas membuat Asas ingin selalu membuat kedua orang-tuanya tersenyum.        
Dalam kondisi letih Asas selalu menganggap dirinya kuat, karena Asas tidak ingin kedua orang-tuanya melihat bahwa Asas sedang kelelahan.
Sungguh shaleh dan tak bisa orang lain ucapkan selain “terima kasih”. Entah sudah berapakah orang yang pernah ditolongnya ?_? Kehadiran Asas membuat orang lain merasakan kehidupan
yang sebenarnya.

Asas tidak pernah meminta imbalan atas perbuatannya. Tak ada 1 pun orang yang membencinya. Asas sangat bisa membagikan waktu belajar, main, kerja, dan membantu orang-tuanya.

Jika orang lain berkata bahwa Asas adalah anak yang sempurna. Asas selalu menjawab “Manusia tak ada yang sempurna dari kesalahan. Semua manusia pasti pernah berbuat salah, terutama Asas.”
Subhanallah…. Kata-kata yang begitu indah didengar.

Bismillahir rahmanir rahim….
Alhamdu lillahi rabbil alamin.
Arrahmanir Rahim.
Maliki yaumiddin.
Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin.
Ihdinashirratal mustaqim.
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin

Subhanallah…. Merdunya suara Asas mengaji yang didengar para tetangga dan orang-tuanya. Alunan mengaji Asas, selalu didengar setiap hari. Memang benar-benar anak shaleh (Asas).

Doa Asas : Ya Allah… berikanlah surga yang paling sempurna untuk ayah dan ibuku. Jauhkanlah mereka dari nerakamu. Ya Allah… berikanlah rizki kepada ayah dan ibuku untuk makan sehari-
hari. Aku tak makan tak apa, asalkan mereka sehat selalu. Jangan berikan mereka cobaan yang berat ya Allah.. Aku tak sanggup melihat ayah dan ibuku mengeluarkan air mata dan bersedih. Ya Allah yang maha pengasih dan maha penyayang… Berikanlah keluargaku khusnul Fatimah . Amin ya robbal alamin.
Pada suatu hari ketika Asas berjalan menuju rumah, ia melihat seorang bapak yang hendak menyebrang dan hampir tetabrak mobil. Karena tidak ingin bapak itu celaka, Asas langsung menolongnya. Orang yang ditolongnya sangat berterima kasih kepada Asas yang telah menyelamatkannya. Setelah itu Asas ditanya-tanya oleh bapak yang ditolongnya..

“Nama kamu siapa? Tinggal dimana? Kelas berapa?

Asas pun menjawab….                                                        

“Nama saya Asas pak. Saya tinggal di pemukiman. Saya belum sekolah karena orang-tua saya tidak sanggup membiyayai saya.”
“Nama yang bagus… Boleh bapak anterin kamu pulang?  Sekalian bapak bisa tau rumah kamu..”
“Tidak usah pak. Asas tidak mau merepotkan bapak.”
“Loh kok merepotkan. Justru ini sebagai tanda terima kasih bapak karena kamu telah menolong bapak tadi.”
“Saya menolong bapak ikhlas kok. Tidak meminta balasan apapun…”
“Tapi kalau kamu tidak menerima tawaran bapak, bapak akan sedih…”
“Mmmm yasudah deh pak saya mau...”
“Yasudah kalau begitu bapak jadi senang deh. Ayo kita ke mobil.."
………………………………………………………………………………………………

Ketika sudah sampai rumah Asas. Bapak yang ditolongnya ditelfon oleh teman kantornya untuk segera datang ke kantor karena ada meeting mendadak.

“Asas.. Maaf ya bapak tidak bisa mampir sekarang. Mendadak ada meeting di kantor, jadi lain waktu ya bapak mampir..”
“Iya tidak apa-apa kok pak..”
“Okey… Bapak pergi dulu ya…”

Setelah bapak itu pergi. Asas menceritakan apa yang terjadi di jalan. Tapi, tiba-tiba jatuhlah air
mata dari pipi ibunya. Asas pun bertanya…

“Ibu..Ibu.. Mengapa ibu menangis? Apakah perbuatan Asas salah? Asas minta maaf bu (sambil memeluk ibunya)..”
“Tidak Asas… Kamu tidak bersalah.. Ibu menangis karena ibu terharu dengan sikapmu. Dengan orang yang tidak kamu kenal saja kamu mau menolongnya.. Sedangkan tadi ketika ibu hendak ke pasar, ibu bertemu seorang pengemis yang meminta sedekah kepada seorang anak kecil seusia kamu. Tetapi anak itu malah mendorong pengemis itu dan berkata “KALAU MENGEMIS JANGAN KE GUE!!” Ibu hanya bersyukur mempunyai anak seperti kamu Asas..”
“Ibu… Asas begini karena ibu.. Tanpa ibu Asas tidak akan lahir di dunia ini. Asas minta maaf ya kalau ada salah sama ibu (sambil mencium tangan ibunya). Asas sayang ibu…”
“Ibu juga sayang Asas… Kamu memang anak yang hebat Asas…”
“Asas tidak hebat ibu.. Kehebatan hanya milik Allah..”

Subhanallah……
Ibu Asas semakin terharu ketika mendengar kata-kata yang ke luar dari mulut Asas.

Keesokan harinya bapak yang ditolongnya datang ke rumah Asas. Dan ternyata bapak itu membawakan berita bagus bahwa Asas sudah bisa bersekolah. Asas mendapatkan beasiswa karena kebaikannya dan keshalehannya..

Asas sangat senang ketika mendengar berita itu. Berlinang air mata Asas serta bersujud ke tanah untuk berterima kasih kepada Allah.

Setiap pagi Asas berangkat ke sekolah, pulangnya Asas mencari uang untuk membantu orang-tuanya. Tiada kata sulit yang Asas dapatkan di sekolahnya. Setiap ada pelajaran yang sulit, Asas berkata “Pelajaran tidak ada yang sulit kecuali berusaha untuk mempelajarinya”.

Moral :
Hidup memang tak ada yang tidak mungkin. Semua hal pasti mungkin kalau ada kemauan untuk terus berjuang. Seperti Asas. Yang hanya anak miskin bisa mewujudkan impiannya untuk bisa bersekolah. 

0 komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik dan sopan.